Teori:
Menurut Irham Fahmi (2013:3) etika bisnis
adalah aturan – aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak
boleh bertindak, dimana aturan – aturan tersebut dapat bersumber dari aturan
tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar
aturan – aturan tersebut maka sangsi akan diterima. Dimana sangsi tersebut
dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung
konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi
merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan
dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977),
konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai
keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan
Menurut Dahrendorf,
konflik dibedakan menjadi 6 macam :
- Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
- Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
- Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
- Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
- Konflik antar atau tidak antar agama
- Konflik antar politik.
- konflik individu dengan kelompok
Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:
· Konflik
vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen
puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia
dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya
secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi,
manajemen kompensasi dan karir.
·
· Konflik
Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada
tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah
tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi
penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
·
· Konflik
di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki
tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan.
Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam
jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang.
Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena
terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi
pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan
pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara
terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang
tepat.
·
· Konflik
peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya
dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak
lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang
manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas
Contoh
Kasus:
Dalam suatu perusahaan
terkadang timbul beberapa konflik yang terjadi akibat kurangnya komunikasi atau
terjadi hubungan komunikasi yang kurang baik, antara sesama pekerja atau antara atasan dan bawahan, hal ini akan memicu
terjadinya kekacauan dalam proses bekerja, seperti kesalahan penyampain
informasi serta maksud tujuan dari pekerjaan tersebut, kesalahan dalam
memeberikan perintah dan lain-lain. Konflik di pihak internal perusahaan dapat
disebabkan perbedaan pandangan atau strategi dalam manajemen perusahaan, dampak
konflik ini dapat terjadi protest, demonstrasi dan sebagainya.
Analisis:
Dari contoh kasus di
atas, perusahaan berada pada konflik internal, berupa kurangnya terjalin
komunikasi yang baik antar sesame pegawai. Sehingga dapat mengganggu kelancaran
dalam proses bekerja, oleh sebab itu perusahaan harus memiliki manajemen konlik
yang baik, agar permasalahan yang terjadi di dalam internal perusahaan tidak
terulang lagi. Manajemen konflik yang di lakukan dapat berupa:
·
Salaing mendengarkan dan menerima
pendapa satu dengan yang lain, antar sesama pegawai perusahaan.
·
Menunjukkan sikap peduli antar pihak.
·
Menilai fokus pada masalah, bukan
individu
Daftar
Pustaka:
http://ronawajah.wordpress.com/2007/06/07/konflik-dalam-perusahaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar